Baiklah,
Aku mengerti aku bukan lagi yang kau sayang.
Aku mengerti aku bukan lagi yang kau rindukan.
Aku mengerti aku bukan lagi prioritasmu.
Aku sangat mengerti.
Tapi salahkah aku yang merindukan mu setiap harinya?
Salahkah aku yang mengharapkan chat darimu?
Salahkah aku yang mengharapkan telefon darimu?
Salahkah aku yang mengharapkan kau merindukanku?
Aku sangat mengerti bahwa kitaa mungkin sulit untuk bersama kembali. Aku hanya ingin kita bsa saling membahagiakan seperti dulu.
Aku memang bukan lagi wanita cengeng yang menangis karena merindukanmu. Aku sudah bsa mengontrol semuanya, kecuali satu hal. Aku tak pernah bsa mengontrol hatiku.
Ah sudahlah, percuma saja, sejuta kata kalimat yang ku ucapkan padamu, sepertinya tidak akan merubah apapun. Kamu tidak mungkin menoleh padaku lagi. Ku kira kamu sudah melangkah terlalu jauh. Mengingat ada aku jauh dibelakangmu saja, mungkin tidak.
Terkadang saat kita berbincang, kata kata mu menyiratkan seperti ada saja kemungkinan kemungkinan yang aku harapkan. Tapi melihat sikap mu esok harinyaa atau selanjutnya setelah perbincangan kita itu, sepertinya sudah jelas yaa. KITA mungkin susah untuk ada lagi.
Satu kalimat yang tak pernah bosan untuk ku katakan padamu. Aku rindu kamu, R.
Katakan padaku apabila kau juga merasakannya(mustahil).