Hidup memang penuh dengan kejutan.
Siapa yang tidak senang bisa menaklukkan soal simak UI yang memang terkenal susah dengan TPA dan Bahasa Inggrisnya.
Siapapun pasti bangga bukan sama dirinya?
Jadi, Boleh gak kalau aku berbangga diri sebentar saja. Sedikit saja.
Aku percaya semua yang terjadi pada hidup kita sudah tertuliskan dari sebelum kita dilahirkan.
Aku juga percaya semua daftar mimpi yang kita tuliskan lama-lama akan menjadi kenyataan karena diam-diam setiap kita membaca mimpi-mimpi tersebut semuanya menjadi doa. Doa yang di Aamiin-kan para malaikat.
Sejak SMP mimpi ku selalu ingin mewujudkan mimpi Papa, Kuliah Kedokteran. Sampai satu tahun setelah lulus SMA aku kekeuh untuk tidak melanjutkan kuliah padahal sudah diterima di Jurusan Teknik Industri. Aku belajar untuk mempersiapkan diri untuk kuliah kedokteran.
Sayang, 2014 bukanlah tahun keberuntunganku dan 2015 pun juga begitu. Dan aku menerima jalanku di Jurusan Biologi tahun 2015.
Dari awal aku kuliah Biologi, aku sudah punya mimpi baru untuk kuliah di Biomedik UI. Tetapi seiring berjalannya waktu pun aku sadar diri dan mengesampingkan mimpi itu dan mulai mencari alternatif lainnya jika aku nantinya memutuskan melanjutkan S2. Bioteknologi, Forensik... walaupun dalam hati masih ingin Biomedik.
Sudah dari 2020 orang tua ku menyuruhku untuk melanjutkan S2, terserah dimanapun. Aku yang masih sangat tidak percaya diri ini mencari cari cara untuk mengundur waktu agar tidak melanjutkan S2 terlebih dahulu. Aku bersembunyi dibalik kalimat "Belum Siap" "Belum ada uangnya" Belum ini Belum Itu..
Padahal hanya satu kata yang menjelaskan semuanya TAKUT.
Panjang ceritanya kalo bicara soal TAKUT. Panjang kalau aku cerita alasan mengapa aku sangat penakut dalam memulai setiap langkah di kehidupanku. Intinya 2014-2015 jawabannya. Semua yang terjadi diantara tahun itu yang membuat aku memiliki perasaan itu, walaupun tahun itu juga sangat banyak mengajarkanku banyak hal.
Aku berhasil mengundur waktu hingga akhir 2021, orang tua ku sudah benar-benar mendesakku untuk S2. Aku pun mulai memberanikan diri. Tes TPA dan Bahasa Inggris, aku hanya menggunakan kemampuanku yang aku bisa dan hasil belajar beberapa bulan sebelum tes Simak.
Yang paling aku takutkan dari rangkaian ujiannya adalah Wawancara. Aku tak pernah jago dalam memberikan first impression. Aku takut orang salah menilaiku, aku takut aku tidak bisa memperlihatkan potensi ku kepada mereka. Bahkan sampai sekarangpun masih banyak kata TAKUT yang kutulis disini.
Sempat terlambat mendapatkan pengumuman untuk wawancara karena kesalahan teknis dalam emailku saat pendaftaran, Sehingga aku harus melalui ujian wawancara susulan. Hari H yang kukira ujian wawancara ternyata hari itu aku hanya harus melalui ujian tulis tentang biomedik dan penjurusan, soalnya memang tidak banyak tapi tingkat kesulitannya membuat aku semakin tidak yakin. Ujian wawancara yang ku kira hari itu juga ternyata baru esok akan dilaksanakan.
Esok harinya pun tidak lepas dari drama yang ada karena wawancaranya masih harus diundur satu hari lagi karena waktu yang tidak mencukupi. Tidak puas juga ternyata menyiksaku dengan rasa degdegan yang luar biasa.
Hari H wawancara bahkan aku sempat terfikirkan untuk tidak mengikuti wawancara itu dan aku tinggal menerima kenyataan aku tidak diterima. Toh orang tuaku juga tidak tahu aku ikut apa tidak wawancara dan aku tinggal bilang tidak tahu mengapa aku tidak diterima. Tapi untungnya tidak jadi aku lakukan itu. Dan benar saja wawancara tidak semenakutkan yang ada dibayanganku.
Menjelang pengumuman aku sudah pasrah saja antara diterima atau tidak. Walaupun aku takut untuk menerima penolakan lagi, aku juga belum siap jika keterima.
10 Desember 2021. saat aku memasukkan nomor ujianku dan mengklik hasil ujian, seketika aku langsung menangis dan disambut selamat dan peluk dari ibu dan adikku yang duduk di sebelahku saat aku melihat pengumuman.
Tapi sampai saat ini, aku tidak tahu tangis yang kukeluarkan adalah tangis bahagia atau tangis takut menghadapi apapun yang ada di depan sana.
Dalam satu momen, 3 Mimpi terceklis.
Mimpi Papa, punya anak kuliah kedokteran, walaupun bukan jadi dokter tapi setidaknya aku kuliah di Fakultas Kedokteran.
Mimpi Mama, punya anak kuliah di UI.
Mimpi Aku, mewujudkan mimpi mereka.
Walaupun lagi-lagi aku tidak tahu apa yang akan terjadi kedepannya, jujur aku takut. SANGAT.
Tapi aku tahu aku bisa pada akhirnya. Hanya saja semoga keberanian untukku semakin bertambah seiring berjalannya waktu. Aku cuman ingin bisa sedikit lebih percaya diri dengan kemampuanku.
Bismillah, Perjalanan Baru. Tangga Kehidupan yang baru.
Mungkin lebih lambat dari teman-temanku yang lain, tidak apa bukan? selama aku terus melangkah.