Rabu, 15 Desember 2021

Mixed Feelings


Hidup memang penuh dengan kejutan.

Siapa yang tidak senang bisa menaklukkan soal simak UI yang memang terkenal susah dengan TPA dan Bahasa Inggrisnya. 

Siapapun pasti bangga bukan sama dirinya?

Jadi, Boleh gak kalau aku berbangga diri sebentar saja. Sedikit saja.

Aku percaya semua yang terjadi pada hidup kita sudah tertuliskan dari sebelum kita dilahirkan. 

Aku juga percaya semua daftar mimpi yang kita tuliskan lama-lama akan menjadi kenyataan karena diam-diam setiap kita membaca mimpi-mimpi tersebut semuanya menjadi doa. Doa yang di Aamiin-kan para malaikat.

Sejak SMP mimpi ku selalu ingin mewujudkan mimpi Papa, Kuliah Kedokteran. Sampai satu tahun setelah lulus SMA aku kekeuh untuk tidak melanjutkan kuliah padahal sudah diterima di Jurusan Teknik Industri.  Aku belajar untuk mempersiapkan diri untuk kuliah kedokteran. 

Sayang, 2014 bukanlah tahun keberuntunganku dan 2015 pun juga begitu. Dan aku menerima jalanku di Jurusan Biologi tahun 2015.

Dari awal aku kuliah Biologi, aku sudah punya mimpi baru untuk kuliah di Biomedik UI. Tetapi seiring berjalannya waktu pun aku sadar diri dan mengesampingkan mimpi itu dan mulai mencari alternatif lainnya jika aku nantinya memutuskan melanjutkan S2. Bioteknologi, Forensik... walaupun dalam hati masih ingin Biomedik. 

Sudah dari 2020 orang tua ku menyuruhku untuk melanjutkan S2, terserah dimanapun. Aku yang masih sangat tidak percaya diri ini mencari cari cara untuk mengundur waktu agar tidak melanjutkan S2 terlebih dahulu. Aku bersembunyi dibalik kalimat "Belum Siap" "Belum ada uangnya" Belum ini Belum Itu.. 

Padahal hanya satu kata yang menjelaskan semuanya TAKUT.

Panjang ceritanya kalo bicara soal TAKUT. Panjang kalau aku cerita alasan mengapa aku sangat penakut dalam memulai setiap langkah di kehidupanku. Intinya 2014-2015 jawabannya. Semua yang terjadi diantara tahun itu yang membuat aku memiliki perasaan itu, walaupun tahun itu juga sangat banyak mengajarkanku banyak hal. 

Aku berhasil mengundur waktu hingga akhir 2021, orang tua ku sudah benar-benar mendesakku untuk S2. Aku pun mulai memberanikan diri. Tes TPA dan Bahasa Inggris, aku hanya menggunakan kemampuanku yang aku bisa dan hasil belajar beberapa bulan sebelum tes Simak. 

Yang paling aku takutkan dari rangkaian ujiannya adalah Wawancara. Aku tak pernah jago dalam memberikan first impression. Aku takut orang salah menilaiku, aku takut aku tidak bisa memperlihatkan potensi ku kepada mereka. Bahkan sampai sekarangpun masih banyak kata TAKUT yang kutulis disini.

Sempat terlambat mendapatkan pengumuman untuk wawancara karena kesalahan teknis dalam emailku saat pendaftaran, Sehingga aku harus melalui ujian wawancara susulan. Hari H yang kukira ujian wawancara ternyata hari itu aku hanya harus melalui ujian tulis tentang biomedik dan penjurusan, soalnya memang tidak banyak tapi tingkat kesulitannya membuat aku semakin tidak yakin. Ujian wawancara yang ku kira hari itu juga ternyata baru esok akan dilaksanakan. 

Esok harinya pun tidak lepas dari drama yang ada karena wawancaranya masih harus diundur satu hari lagi karena waktu yang tidak mencukupi. Tidak puas juga ternyata menyiksaku dengan rasa degdegan yang luar biasa. 

Hari H wawancara bahkan aku sempat terfikirkan untuk tidak mengikuti wawancara itu dan aku tinggal menerima kenyataan aku tidak diterima. Toh orang tuaku juga tidak tahu aku ikut apa tidak wawancara dan aku tinggal bilang tidak tahu mengapa aku tidak diterima. Tapi untungnya tidak jadi aku lakukan itu. Dan benar saja wawancara tidak semenakutkan yang ada dibayanganku.

Menjelang pengumuman aku sudah pasrah saja antara diterima atau tidak. Walaupun aku takut untuk menerima penolakan lagi, aku juga belum siap jika keterima. 

10 Desember 2021. saat aku memasukkan nomor ujianku dan mengklik hasil ujian, seketika aku langsung menangis dan disambut selamat dan peluk dari ibu dan adikku yang duduk di sebelahku saat aku melihat pengumuman. 

Tapi sampai saat ini, aku tidak tahu tangis yang kukeluarkan adalah tangis bahagia atau tangis takut menghadapi apapun yang ada di depan sana.

Dalam satu momen, 3 Mimpi terceklis.
Mimpi Papa, punya anak kuliah kedokteran, walaupun bukan jadi dokter tapi setidaknya aku kuliah di Fakultas Kedokteran.
Mimpi Mama, punya anak kuliah di UI.
Mimpi Aku, mewujudkan mimpi mereka.

Walaupun lagi-lagi aku tidak tahu apa yang akan terjadi kedepannya, jujur aku takut. SANGAT.
Tapi aku tahu aku bisa pada akhirnya. Hanya saja semoga keberanian untukku semakin bertambah seiring berjalannya waktu. Aku cuman ingin bisa sedikit lebih percaya diri dengan kemampuanku. 

Bismillah, Perjalanan Baru. Tangga Kehidupan yang baru.

Mungkin lebih lambat dari teman-temanku yang lain, tidak apa bukan? selama aku terus melangkah.

Hey You!

Hey Kamu,

Yang belakangan ini kuusik harinya, ku ganggu dengan chatku.
Maaf kalau aku terlalu mengganggumu,
Maaf kalau aku membuatmu risih dengan pertanyaan-pertanyaanku.
Pertanyaan yang dari awal sudah kamu jelaskan, dan sudah ku tahu jawabannya.
Mungkin aku hanya berharap jawaban dari pertanyaan itu akan berubah seiring berjalannya waktu. 
Tapi kenyataannya belum dan aku paham itu.

Kadang aku cuman bingung dalam bersikap denganmu.
Aku takut dan ketakutanku mulai terlihat benar. 
Aku takut merasa terlalu dekat denganmu dan berlebihan dalam menceritakan hal-hal yang mungkin sebenarnya tidak ingin atau malas kamu dengar.
Aku takut terlalu nyaman dengan perasaanku dan malah semakin dalam denganmu.
Padahal kamu pun tidak begitu denganku.

Kamu tidak pernah mengatakan apapun tentang perasaanmu denganku.
Aku tidak tahu penilaianmu terhadapku bagaimana sekarang.
Aku tidak tahu kapan kamu benar-benar senang bersama ku, atau kapan kamu sebenarnya sedang tidak ingin bersamaku. 
Aku tidak tahu apa hal yang membuatmu risih denganku, ataupun hal yang membuat kamu senang bersamaku.

Kamu tidak pernah mengatakan apapun. Padahal aku ingin tahu banyak hal.

Maaf untuk itu.

Tetapi terima kasih untuk hari-hari yang menyenangkan dan karena kamu yang belakangan ini mau mendengarkanku, walaupun aku sendiri masih terus memilih topik mana yang harus ku ceritakan dan tidak ku ceritakan. Karena aku masih belum bisa menceritakan semua hal dengan bebas denganmu.

Kalau kamu tahu, ini adalah usaha terbesarku untuk terus terlihat seperti teman untukmu. Karena sesuai dengan yang kamu pernah bilang kamu hanya ingin berteman. 
Maaf kalau usahaku masih kurang maksimal, maaf kalau kamu masih melihatku ingin hal yang lebih dari teman. Memang. Tapi kalau kamu masih senang berteman denganku saja, aku tak apa. 
Aku harus menahan semua yang ku inginkan agar kamu nyaman, agar kamu tetap ada.  

Aku cuman mau itu kok. Kamu tetap ada. 
Walaupun belakangan aku semakin ragu akan hal itu.

Setidaknya kasih tahu aku ya kalau kamu memang sudah bosan atau tidak ingin bersamaku lagi.
Jangan menghilang tiba-tiba. 

Jangan menghilang sama sekali kalau bisa, terus ada, bareng aku.

Salahkah?

Aku bahagia walaupun saat sendirian,
Aku tahu dan paham apa yang membuat aku senang.

Saat sendiri adalah momen dimana aku bisa mengeluarkan seluruh emosiku.
Dan semua emosiku ku keluarkan dengan Tangis. 
Marah, Sedih, bahkan Senang.

Aku bisa puas menangis ketika sendirian, hal yang sebisa mungkin tidak kulakukan didepan orang lain. 

Dulu aku pernah sangat bergantung pada orang lain, semua hal ku ceritakan, semua yang kurasakan, semuanyaa. Sampai orang itu gak ada lagi buat aku, dan butuh waktu sangat lama untukku bisa berdiri sendiri dan itu membuatku belajar untuk menyimpan semuanya sendiri agar tidak merasakan sakit yang seperti dahulu lagi. 

Sudah 5 tahun aku melakukan itu, 
Salah gak sih kalau aku merasa kesepian?
Salah gak sih kalau aku butuh seseorang untuk bersandar?
Salah gak sih kalau aku ingin punya seseorang yang benar peduli yang mau saling mengerti dan saling mendengarkan?
Salah gak sih kalau aku ingin merasakan disayang lagi?

Mungkin memang belum waktunya aja, mungkin.
Mungkin memang belum bertemu orangnya saja, mungkin.
Mungkin memang disuruh merasakan sendiri dahulu, belajar untuk semakin menguatkan diri sendiri, Mungkin.

Selasa, 20 Juli 2021

Hilang

Hari ini,
Tepat satu bulan
Sejak dia memilih untuk mengabaikan pesanku.
Tanpa aba-aba,
Tanpa pemberitahuan,
Tanpa alasan,
Hanya menghilang.
Entah dirinya tenggelam kedalam pekerjaannya yang menyibukkan dirinya.
Atau dia hanya sekedar tidak mengingatku.

Lupa.

Akhirnya pun aku tahu,
Mungkin momen saat kita bersama tidak berarti dan berkesan sedikitpun olehnya. 

Minggu, 27 Juni 2021

Mungkin

Mungkin sudah saatnya
Untuk tidak mengharapkan apa yang seharusnya tidak diharapkan
Mungkin waktunya yang salah
Mungkin keadaannya tidak tepat
Mungkin memang takdir tidak sedang berpihak
Sudahlah,
Terlalu banyak kemungkinan
Pada akhirnya kita harus merelakan
Kembali belajar untuk tidak berekspektasi

Jumat, 04 Juni 2021

Menunggu

Aku masih menunggu
Menunggu kamu percaya denganku
Sehingga kamu bisa menceritakan segala hal tentang mu kepadaku
Selama ini bukan aku tidak mau bertanya, tapi aku percaya akan ada saatnya kamu benar percaya denganku untuk berbagi ceritamu kepadaku.

Aku masih menunggu
Menunggu kamu yakin akan perasaanmu sendiri terhadapku
Aku paham prinsipmu tentang suatu hubungan,
Tapi aku perlu tahu perasaan jelas mu kepadaku
Agar aku tahu betul bagaimana harus memposisikan diri.

Rabu, 19 Mei 2021

Hanya pengandaian

Dari awal memulai cerita ini, aku tahu resiko yang harus aku tanggung.
Dari awal aku mulai mengenalnya, aku sadar seperti apa ujung cerita ini.
Maka jika cerita ini berjalan tidak seperti yang aku harapkan, seharusnya aku tidak heran.
Bodohnya, aku tetap maju, berharap cerita aku dengannya akan berjalan baik sesuai harapku.
Bahkan, aku pula yang memulai cerita ini ada.
Tapi ini bukanlah penyeselan.
Hanya pengandaian,
Andai saja aku tidak pernah memulai ini.
Mungkin cerita aku dengannya tidak perlu ada.
Bukan karena tidak ingin, mungkin saja rasaku ada pada waktu yang salah.
Mungkin seharusnya sejak awal aku bisa lebih bersabar,
Menunggu waktu mempertemukan aku dengannya kembali.
Saat itu aku hanya terlalu takut tidak dapat bertemunya lagi. 

Sabtu, 03 April 2021

Hey,

Katakan padaku jika rasamu bertambah,

Jika kau tak bisa, tunjukkan sejelas mungkin padaku perasaanmu,

Buat aku merasakan kalau aku tidak sendiri dengan perasaan ini.

Agar aku semakin yakin untuk menaruh hatiku padamu seutuhnya.

Agar aku tahu harapku bukan harapan kosong.

Katakan padaku jika rasamu memang tak lagi ada.

Agar aku tahu kapan harus merelakan harapku padamu.

Agar aku tahu kapan harus menyerah.

Agar aku tahu bahwa aku dan kamu tidak akan pernah menjadi kita.

Katakan padaku tentang apa yang kamu rasa...

Selasa, 23 Maret 2021

Malam..

Malam ini aku sedang tak karuan.
Ingin rasanya menceritakan padamu.
Tapi tak yakin.
Ingin sekali mendengar suaramu setidaknya.
Mendengar cerita seru apapun yang terjadi hari ini padamu. 
Tapi tak bisa. 
Mungkin suatu hari nanti yaa, 
Bisa dengan bebas aku mendengar cerita seru tentangmu. 
Selamat istirahat, untuk kamu.

Sabtu, 20 Maret 2021

Tak lagi (terlalu) Abu-abu

Tanyaku terjawab sudah,
Setidaknya kamu sudah tidak terlalu abu-abu untukku
Dari awal ku mencoba mengenalmu, 
Selalu ada saja yang mengagetkanku, kamu selalu memberikan surprise akan cara pandangmu terhadap banyak hal
Aku paham kita banyak berbeda sudut pandang
Tapi bukankah membuat itu saling melengkapi?
Bukankah sebuah cerita akan lebih baik ketika ada dua sudut pandang?
Tak tahu lah, harapku saja
Tak sabar menunggu, apakah perbedaan kita benar bisa membawa kita ke jalan yang sama atau justru memisahkan jauh perjalanan kita?
Doaku masih sama, semoga doaku dan doamu saling mengiringi.

Senin, 15 Maret 2021

Pertanyaan

Ada hal yang sebenarnya ingin sekali ku tanyakan padamu.
Jawaban dari pertanyaan itu hanya ada dua.
Aku tak tahu kamu akan menjawab apa diantara dua jawaban itu. 
Tapi keduanya akan jadi boomerang untukku. 
Dan aku tahu, kedua jawabannya tak akan berujung baik untukku saat ini. 
Terlebih aku yang belum sadar betul arah dari percakapan kita.




Tapi aku sangat ingin tahu.

Tak ingin berekspektasi

Hey, 
Aku tak ingin berekspektasi lebih,
Dari awal ku tegaskan pada hatiku untuk tidak menelan mentah-mentah semua perkataan darimu.
Tapi beberapa hari terakhir ini, kamu membuatku berharap lebih tentangmu.  
Aku tahu aku tak boleh. 
Entah dengan sadar atau tidak kamu melakukannya. 
Aku hanya takut jatuh terlalu dalam, ketika ternyata kamu tidak memiliki maksud apa-apa kepadaku.

Senin, 08 Maret 2021

Tanda Tanya

Aku tidak tahu kalau ini akan membuatku segalau ini
Aku tidak tahu kalau ini akan membuatku terjaga dimalam hari
Memikirkannya
Membingungkan
Sejujurnya aku tak tahu harus apa
Harus aku apakan perasaan yang ku punya?
Rasa percaya diriku makin lama makin habis
Aku sudah mengutarakan rasaku dengan sangat jelas
Aku paham dia tak punya ketertarikan yang sama
Lantas selanjutnya apa?
Apa memang dari awal seharusnya aku tidak pernah memulai?

Sabtu, 27 Februari 2021

Harus bagaimana?

Aku cuman melakukan hal yang seharusnya dilakukan saja. 
Bukan berarti aku tidak mau, tapi aku tidak bisa. 
Untuk menjaga dua hati sekaligus. 
Hati dia dan aku. 
Karena kalau aku mengiyakan, aku tidak tahu hati siapa yang akan tersakiti. 
Kamu juga tidak mencoba menjelaskan status hubungan sebenarnya kamu dengan dia. 
Jadi aku hanya menyimpulkan dari kata-katamu yang sebenarnya juga tidak menjelaskan hubungan kamu dan dia. 
Apa baiknya aku mundur saja? 
Kalau urusan hati, aku memang mudah menyerah. 
Bukan karena tidak ingin berjuang, tapi aku tidak ingin tersakiti. lagi.
Semoga kamu selalu berbahagia. 

Senin, 22 Februari 2021

Untuk Kamu

Aku tahu kebahagiaan kita adalah tanggung jawab diri kita sendiri. 
Tapi bukan berarti kita tidak butuh seseorang disamping kita bukan? 
Seseorang untuk berbagi kebahagiaan, saling menyayangi dan saling membahagiakan. 
Aku sudah lama menunggu seseorang itu. 
Jadi wajar saja kalo perasaanku padamu terlihat terlalu menggebu-gebu.
Aku tahu ada kemungkinan besar kamu memilih untuk menjauhkanku, tapi aku cuman mau menunjukkan perasaanku padamu. Maaf kalau terlihat berlebihan.
Setelah hampir 5 tahun, aku baru pertama kalinya lagi merasakan ini. 
Rasa degdegan ketika berdiri disampingmu saat foto bersama. Diam-diam memperhatikanmu, berharap mata kita saling bertemu. Senyum-senyum sendiri setelah kita mengobrol, untung saja sekarang wajahku tertutup dengan masker, kau jadi tidak bisa lihat senyumku untukmu. 
Kau bilang aku terlalu aktif, jangan heran ya, sebenarnya aku mencarimu. Sekedar hanya ingin melihatmu saja dan mengetahui kamu ada disana sudah sangat cukup untukku.
Aku memang belum terlalu dalam mengenalmu, tapi aku selalu berdoa semoga kamu orang baik. 

Untitled

Gatau ini efek apa, efek lagi datang bulan atau apa.
Belakangan lagi emosional banget, 
Diem dikit aja kepikiran hal-hal yang gue takutin dan nangis aja gtu. 
Ga ngerti kenapa air mata lagi murah banget turun dari mata gue. 
Gue tau kelemahan gue dari dulu, rasa takut yang berlebihan, yang kadang malah menghambat kemampuan diri gue sendiri dalam gapai sesuatu. 
Gue rasa gue udah cukup bisa nanganin masalah itu. Tapi kadang di waktu waktu tertentu, rasa takut itu muncul lagi. 
Gue pengen banget daftar kuliah lagi, tapi takut banget gak bisa bagi waktu sama kerja. Takut di tengah jalan gue kewalahan sendiri. Takut ngecewain orang tua gue yang berharap banyak sama gue. 
Gue pengen banget bisa lebih deket sama seseorang, tapi gue takut. Takut dia seperti orang yang pernah bikin hati gue hancur banget beberapa tahun yang lalu. Takut gue terlanjur buka hati yang lebar tapi ternyata maksud dia berbeda dengan yang gue maksud. 

Jumat, 19 Februari 2021

Haruskah?

Haruskah ku perjelas perasaanku?
Apa surat pendek yang ku tulis dan "hadiah perpisahan" ku tidak cukup memperlihatkan kepadamu?
Atau memang kita adalah sesuatu yang tidak mungkin?
Sekejap ku pikir, setidaknya aku ingin tahu apa kamu paham maksudku atau tidak. 
Tetapi setelah ku pikir ulang, aku tidak perlu tahu. 
Aku takut.
Takut kalau ternyata jalan yang kita tuju berbeda.
Biarkan saja diri ini berharap terus ya.

Rabu, 17 Februari 2021

16 Februari 2021 (2)

Hari ini memang berkesan untukku dan teman-teman ku yang lain.
Tapi untukku denganmu. Tidak. 
Sedikit bicaraku denganmu. 
Padahal ingin sekali bisa bicara banyak denganmu di hari terakhir ku bekerja dsana. 
Tapi tidak apalah, semoga saja ada kesempatan untuk bisa mengobrol denganmu nantinya. 
Terima kasih telah menjadi semangatku selama di kantor satu bulan terakhir ini. 
Sampai bertemu lagi, semoga pada waktu yang tepat. 

16 Februari 2021

Tepat 3 bulan sejak gue bergabung di perusahaan pertama tempat gue kerja. 
Gak kerasa banget, dari masih cuman 4 orang satu shift sampe skrng satu shift 9-10 orang. Dari satu shift sampe 3 shift, dari kerja ga kenal waktu bisa lebih dari 8 jam sampe kerja tepat waktu banget 7-8 jam. Dari sampel yang sedikit banget sampe sampel 3000an perhari. 
Seneng banget kerjaan pertama gue berkesan banget, gue banyak belajar dari orang-orang hebat. Gue kenal sama berbagai macam karakter orang dari yang memang passionated banget sama bidangnya sampe yang memang hanya memikirkan hal lainnya. Tapi gue seneng bangett, nyaman banget, dan semua partner kerja gue menyenangkan bangett. 
Gak akan pernah gue lupain pengalaman pertama gue kerja, semoga itu juga bsa jadi pintu rezeki buat gue sndiri. Semoga gue bisa lebih nyaman dan lebih loyal ke kantor gue yang baru. Aamiin. 

Jumat, 12 Februari 2021

Kalau bukan sekarang, mungkin nanti

Hampir setiap hari mata kita bertemu,
Saling berbicara tanpa suara
Seperti ingin menyampaikan sesuatu namun tertahan
Rasanya aku akan betah berlama-lama memandangmu tanpa bicara apapun
Sepertinya, teduh disana
Tapi sayang, perasaan ini membuatku tak bisa berlama-lama menatapmu
Aku takut, ketika kau terlalu lama melihat mataku, kau jadi tahu perasaan ku padamu
Aku suka padamu. 
Aku takut ketika kamu tahu, kamu malah menghindariku
Semoga saja tidak. 
Atau mungkin memang kita tidak ditakdirkan bersama? 
Semoga saja tidak. 
Semoga selalu ada kemungkinan dan jalan untuk kita berdua
Kalau bukan sekarang, mungkin nanti, 
Di waktu yang tepat kita bertemu lagi, tanpa saling mengatakan kita saling mengetahui.
Aamiin

Sabtu, 06 Februari 2021

Menunggu Sapa Darimu

Kupikir percakapan kita akan berlanjut di whatsapp. 
Aku ingin sekali mengenal dirimu yang sebenarnya. 
Ingin sekali bisa membicarakan hal lain diluar masalah pekerjaan. 
Ingin sekali tahu sebaik apa dirimu. 
Dan... ingin tahu juga apakah kita berdua memang cocok? 
Aku sudah memberanikan diri untuk menyapamu terlebih dahulu di whatsapp hari kemarin. 
Namun nyatanya percakapan itu terhenti di kamu dan tak lagi ku dapat balasan darimu. 
Memang, pada akhirnya kita bertemu kembali di kantor dan meneruskan apa yang kita bicarakan di whatsApp. 
Tetap saja aku ingin sekali bisa membicarakan hal lain. 
Apakah kamu juga ingin tahu tentangku? Atau tidak ya? 
Tidak akan pernah ku tahu jawabannya sampai ku lihat kamu menyapa ku terlebih dahulu. 
Hey, tahu tidak? Aku sabar menunggu sapa darimu kok. 

Minggu, 31 Januari 2021

Percakapan singkat

Percakapan singkatku denganmu selalu membekas untukku. 
Selalu berhasil membuat ku tersenyum sendiri ketika mengenangnya kembali. 
Berharap bisa lebih lama berbincang denganmu. 
Bukan hanya sebatas kata "hai" dan berpamitan pulang. 
Aku ingin lebih dari itu. 
Entah kamu juga atau tidak. 
Seperti malam ini, aku senang bisa bicara denganmu lebih panjang dari sekedar biasanya. Sayangnya aku harus pulang dan pembicaraan kita harus selesai. 
Semoga lain waktu kita punya topik pembicaraan lebih banyak ya, agar aku bisa semakin mengenal kamu. 

Hei Kamu!

Hey,
Aku suka melihat kamu tersenyum.
Walau terhalang maskermu.
Mata mu menggambarkan keindahan senyummu.
Ingin rasanya berlama-lama berbicara denganmu, mendengar tawamu, menatap matamu.
Sayang, tak banyak waktu yang bisa kita habiskan bersama.
Mungkin belum.
Ku percaya, jika memang kita ditakdirkan, maka kita akan punya banyak waktu bersama. Bukankah begitu?
Aku mendoakan mu selalu, semoga saja kamu juga.

Senin, 25 Januari 2021

2021

2021 ku dimulai dengan aku menyukai seseorang yang kutemui di kantor. 
Entah sejak kapan aku mulai memperhatikannya, tapi yang pasti aku terpesona dengannya.
Sayangnya aku tak punya keberanian sedikitpun untuk mendekatinya. Aku tak punya informasi apapun tentang dirinya selain namanya. 
Setelah bertahun-tahun aku menemukan seseorang lagi yang entah kenapa sangat ku sukai. Namun sepertinya mustahil untuk semakin dekat dengannya.
Menyukainya membuatku selalu kehilangan topik pembicaraan ketika didepannya. Aku yang sudah lama tidak merasakan seperti ini, membuatku tak bisa menatapnya terlalu lama. Aku tak tahu harus apa. 
Aku hanya bisa berharap dia juga memiliki ketertarikan yang sama denganku. Semoga saja.